Gerimis
Sebendel waktu
tlah terlewat dengan sisa – sisa jejak kertas yang berserakan
Aneh tapi nyata
Hari – hari
tlah ku lalui namun mentari slalu enggan tuk menari – nari
Mungkin itu
karna kabut tebal yang slalu menjailinya
Embun yang
seakan – akan menjadi tanda akan segarnya pagi
Namun tak
pernah ku temui akan cerahnya hari
Hanya gerimis
yang slalu saja menemani
Suara gemuruh merintik
- rintik yang seakan trus menyayat ingat
Yang seakan
tertawa dalam jeritan lara
Setia dalam
pedih yang membasuh sejarah lalu
Termenung aku berharap
dalam gerimis yang tiada henti
Pintaku...
Hanya mentari
yang slalu di nanti
Senja yang
menawan hati
Dan malam yang
mendinginkan mimpi
Namun gerimis
yang menggugah imajinasi
No comments:
Post a Comment