MAKALAH
DRAMATISASI, DEMONSTRASI, DAN
LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Disusun
guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Teknologi Pendidikan
Dosen pengampu : Ahmad Afroni, M. Pd.
Disusun oleh :
TRI INDAH PAMUJI
2021110198
KELAS E
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
BAB I
PENDAHALUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Permasalahan dalam
pengajaran atau pembelajaran merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi siswa
dalam hal menyerap ilmu yang telah disampaikan oleh seorang guru. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media
mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut,
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media merupakan sarana yang membantu
proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan
penglihatan, bahkan adanya media tersebut dapat mempercepat proses pembelajaran
murid karena dapat membuat pemahaman murid lebih cepat pula. Penggunaan
media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi
kualitas pengajaran. Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi
melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Disamping itu media
adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan
efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Media adalah sumber belajar, secara luas
media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang
memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Jadi, media adalah alat bantu apa saja
yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
Dalam proses pengajaran dramatisasi, demonstrasi, dan lingkungan juga bisa
digunakan sebagai media. Dengan berbagai kelebihan - kelebihannya media – media
ini bisa dijadikan sebagai media yang cukup efektif dan efisien. Dan sebagai
seorang guru yang profesional haruslah hendaknya dapat menguasai media
pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa, seperti media yang telah
disebutkan yakni demonstrasi dan dramatisasi. Untuk lebih jelasnya tentang
media ini maka akan dijelaskan tentang pengertian, serta kelebihan dan
kelemahan dari dramatisasi, demonstrasi, dan lingkungan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah di paparkan, maka selanjutnya penulis akan
mengemukakan masalah – masalah apa saja yang membutuhkan pembahasan lebih
lanjut. Rumusan masalah tersebut antara lain adalah :
1.
Apa pengertian dari
dramatisasi sebagai media pembelajaran dan apa kelebihan serta kekurangannya ?
2.
Apa pengertian dari demonstrasi sebagai media
pembelajaran dan apa kelebihan serta kekurangannya ?
3.
Apa pengertian dari
lingkungan sebagai media pembelajaran dan apa kelebihan serta kekurangannya ?
C.
Tujuan Pembahasan
Makalah ini
bertujuan untuk mengetahui atau
mencari jawaban dari rumusan masalah diatas. Adapun tujuan – tujuannya adalah :
1.
Untuk mengetahui dan
mendeskripsikan tentang apa itu dramatisasi serta kelebihan dan kekurangannya.
2.
Untuk mengetahui dan
mendeskripsikan tentang apa itu demonstrasi serta kelebihan dan kekurangannya.
3.
Untuk mengetahui dan
mendeskripsikan tentang apa itu lingkungan serta kelebihan dan kekurangannya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dramatisasi
1.
Pengertian Dramatisasi
Menurut kamus
besar bahasa Indonesia, dramatisasi adalah penyesuaian cerita untuk pertunjukan
sandiwara; pendramaan, hal membuat suatu peristiwa menjadi mengesankan atau
mengharukan, pembawaan atau pembacaan
puisi atau prosa secara drama.[1] Jadi
dramatisasi sebagai media pembelajaran merupakan suatu pembelajaran melalui
pendramaan.
Dramatisasi adalah
teknik pengajaran yang menggunakan ekspresi. Pada dramatisasi biasanya anak –
anak sendiri yang menjadi sebagai pelaku untuk mendramatisasikan segala
peristiwa atau keadaan yang berkenaan dengan pelajaran sejarah atau cerita –
cerita masa lampau. Dalam dramatisasi ini para siswa aktif dalam permainan atau
mereka hanya sebagai penonton dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Pengajaran
melalui dramatisasi dapat dilakukan dalam bentuk pageant, pantonim, tableau,
bermain – main peranan, atau sosiodrama. Langkah – langkah yang harus dilakukan
dalam pelaksanaan dramatisasi ini adalah :
a.
Mempersiapkan situasi untuk
memulai drama.
b.
Menjelaskan kepada anak –
anak apa yang diharapkan dari hasil dramatisasi yang dilakukan.
c.
Menugaskan untuk memegang
peran tertentu kepada anak – anak.
d.
Mengadakan konsultasi dan
koordinasi dengan para pelaku.
e.
Pelaksanaan drama.
f.
Menilai drama tersebut
secara bersama – sama antara guru dengan siswa.[2]
2.
Kelebihan dan Kelemahan
Dramatisasi
Kelebihan atau
keuntungan dari dramatisasi dalam kegiatan belajar mengajar antara lain adalah
:
a.
Menyalurkan ekspresi anak –
anak kedalam kegiatan yang menyenangkan.
b.
Mendorong aktivitas,
inisiatif, dan kreativitas anak.
c.
Memahami isi cerita.
d.
Membantu untuk
menghilangkan perasaan malu, rendah diri, keseganan, dan kemurungan pada anak.
e.
Memupuk rasa saling
membantu dan kerja sama antara satu dengan yang lainnya, juga memupuk perasaan
saling mempercayai sesuai dengan kesanggupan masing – masing.[3]
Kelemahan dari
dramatisasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah :
a.
Membutuhkan persiapan dan
perencanaan yang matang dalam pelaksanaannya, karena guru di haruskan menyusun
dan membuat naskah cerita terlebih dahulu sebelum nantinya di dramatisasikan.
b.
Membutuhkan kejelian dan
keseksamaan bagi guru dalam memilih dan menugaskan siswa – siswanya yang akan
menjadi pelaku dalam cerita agar sesuai dengan karakter penokohan yang ada.
c.
Memerlukan waktu lebih bagi
siswa dalam memahami dan mendalami karakter dan isi ceritanya.
d.
Perlu adanya menumbuhkan
rasa percaya diri pada siswa. Karena kebanyakan siswa merasa malu dan tidak
percaya diri bila harus tampil di depan umum.
e.
Membutuhkan kerja sama.
B.
Demonstrasi
1.
Pengertian Demonstrasi
Demonstrasi
merupakan teknik mengajar yang sudah tua dan telah ada sejak lama. Demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada
siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik
sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.[4] Dengan
demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan
secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga
siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama
pelajaran berlangsung. Adapun penggunaan teknik demonstrasi mempunyai tujuan
agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu.[5]
Perbedaannya dengan
dramatisasi adalah bila pada demonstrasi ini pada umumnya gurulah yang
mendemonstrasikan atau mempertunjukkan bagaimana cara bekerja atau melakukan
sesuatu kemudian barulah para siswa mengikutinya sebagaimana petunjuk guru.[6]
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan demonstrasi :
a. Mengetahui latar belakang dan
kepeluan yang akan dihadapi.
b. Melukiskan pokok persoalan
yang diperbincangkan di papan tulis atau kertas untuk dibagi-bagikan.
c. Mengatur waktu sedemikian
rupa.
d. Adakan diskusi setelah
demonstrasi berakhir.
e. Sediakan waktu untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan demonstrasi yang dilakukan.
f. Mengambil kesimpulan dan
melakukan ulangan.
Menurut Oemar Hamalik (1985:169), demonstrasi itu efektif apabila :
a. Setiap langkah dari
demonstrasi harus dapat dilihat dengan jelas oleh siswa.
b. Semua penjelasan secara lisan
hendaknya dapat didengar secara jelas oleh siswa.
c. Anak-anak mengikuti, dan pada
prinsipnya mereka harus tahu apa yang sedang diamati.
d. Demonstrasi harus direncanakan
dengan teliti.
e. Guru sebagai demonstrator
harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan lancar dan efektif.
f. Demonstrasi hendaknya
dilaksanakan pada saat yang tepat.
g. Beri kesempatan kepada
anak-anak untuk berlatih apa yang telah mereka amati.
h. Siapkan semua alat yang
diperlukan sebelum demonstrasi dimulai.
i.
Demonstrasi hendaknya disertai dengan ringkasannya di papan tulis.
j.
Jangan melupakan tujuan pokok.
k. Lakukan try out terlebih dahulu sebelum demonstrasi dilaksanakan.
l.
Buat laporan tentang hasil demonstrasi itu.
Sedangkan langkah-langkah yang dilakukan sebelum demonstrasi dimulai
adalah sebagai berikut :
a.
Persiapkan alat-alat yang diperlukan.
b.
Guru menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan dan apa yang
dikerjakan.
c.
Guru mendemonstrasikan kepada anak-anak secara perlahan-lahan, serta
memberikan penjelasan yang cukup singkat.
d.
Guru mengulang kembali selangkah
demi selangkah dan menjelaskan alasan-alasan setiap langkah.
e.
Guru menugaskan kepada siswa agar
melakukan demonstrasi sendiri langkah demi langkah dan disertai penjelasan.[7]
2.
Kelebihan dan Kelemahan Demonstrasi
Kelebihan dari
demonstrasi antara lain adalah :
a.
Dapat membuat pelajaran
menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme.
b.
Siswa lebih mudah memahami
apa yang dipelajari.
c.
Proses pengajaran lebih
menarik.
d.
Siswa dirangsang untuk
aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba
melakukannya sendiri.
Kelemahan atau
kekurangan dari demonstrasi adalah :
a.
Demonstrasi memerlukan
keterampilan guru secara khusus.
b.
Fasilitas seperti
peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalui tersedia dengan baik.
c.
Demonstrasi memerlukan
kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup
panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.[8]
C.
Lingkungan
1.
Pengertian Lingkungan
Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebgai bulatan yang melingkungi
(melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu
daerah. Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan
ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia
dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari
unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia. Lingkungan
adalah sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita, dimana terdapat interaksi
antara faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup). Lingkungan
menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu
memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat
terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku.[9]
Lingkungan sebagai
media ini dianggap sebagai cara yang bermakna disebabkan para siswa dihadapkan dengan
peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih
faktual dan kebenarannya lebih bisa dipertanggung jawabkan. Lingkungan ini juga
bisa dijadikan sebagai sumber belajar para siswa. Berbagai bidang studi yang
dipelajari siswa disekolah hampir bisa dipelajari dari lingkungan seperti ilmu
– ilmu sosial, ilmu – ilmu pengetahuan alam, bahasa, kesenian, dll.[10] Cara
mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar ini adalah dengan
survey, kamping atau berkemah, karyawisata, praktek lapangan, mengundang sumber
atau nara sumber, serta melalui proyek pelayanan dan pengabdian pada
masyarakat. Jenis lingkungannya antara lain lingkungan sosial, lingkungan alam,
dan lingkungan buatan. Langkah – langkah persiapannya antara lain adalah :
a.
Guru dan siswa menentukan
tujuan belajar yang ingin diperoleh.
b.
Menentukan objek yang harus
dipelajari dan dikunjungi.
c.
Menentukan cara belajar
siswa pada saat kunjungan dilakukan.
d.
Guru dan siswa
mempersiapkan perizinan jika diperlukan.
e.
Persiapan teknis yang
diperlukan untuk kegiatan belajar.[11]
2.
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan atau
keuntungan dari lingkungan sebagai media pembelajaran adalah :
a.
Kegiatan belajar lebih menarik dan
tidak membosankan.
b.
Hakikat belajar akan lebih bermakna
sebab siswa dihadapkan langsung dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau
bersifat alami.
c.
Bahan-bahan yang dapat dipelajari
lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat.
d.
Kegiatan belajar lebih komprehensif
dan lebih aktif.
e.
Sumber belajar menjadi lebih kaya.
f.
Siswa juga lebih dapat memahami dan
menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat
membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat
memupuk rasa cinta akan lingkungan.[12]
Kelemahan atau kekurangannya adalah :
a. Tidak seperti pelajaran dalam kelas, pelajaran diluar kelas
harus disiapkan secara matang karena jika kurang persiapan sebelumnya akan
menyebabkan ada kesan main-main ketika pelajaran berlangsung.
b.
Adanya anggapan belajar dengan
lingkungan memerlukan waktu yang relatif lama, padahal pelajaran cukup dilakukan
selama beberapa menit saja kemudian dilanjutkan dikelas.
c.
Banyak guru yang masih
berpandangan sempit bahwa belajar hanya dilakukan didalam kelas.[13]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dramatisasi adalah teknik pengajaran yang menggunakan
ekspresi. Pada dramatisasi biasanya anak – anak sendiri yang menjadi sebagai
pelaku untuk mendramatisasikan segala peristiwa atau keadaan yang berkenaan
dengan pelajaran sejarah atau cerita – cerita masa lampau. Pengajaran melalui
dramatisasi dapat dilakukan dalam bentuk pageant, pantonim, tableau,
bermain – main peranan, atau sosiodrama.
Sedangkan demonstrasi merupakan cara penyajian
pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,
situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun
tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Lingkungan sebagai media dianggap sebagai cara yang
bermakna disebabkan para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya
lebih bisa dipertanggung jawabkan. Lingkungan ini juga bisa dijadikan sebagai
sumber belajar para siswa. Berbagai bidang studi yang dipelajari siswa
disekolah hampir bisa dipelajari dari lingkungan seperti ilmu – ilmu sosial,
ilmu – ilmu pengetahuan alam, bahasa, kesenian, dll.
B. Saran
Sebagai seorang guru yang profesional haruslah
hendaknya dapat menguasai media pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa,
yakni seperti media pembelajaran demonstrasi dan dramatisasi. Selain itu
sebagai seorang guru yang kreatif dan profesional haruslah juga bisa
memanfaatkan media pembelajaran lingkungan yang penuh dengan keuntungan atau
kelebihan – kelebihannya.
DAFTAR PUSTAKA
K.,
Roestiyah N. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Mustakim,
Zaenal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta : Gama Media
Yogyakarta.
Sudjana,
Nana. 2010. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Usman,
Basyiruddin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat
Press.
[1] http://kbbi.web.id/index.php?w=dramatisasi,
(diakses tanggal 20/11/2012).
[2] Asnawir dan Basyiruddin
Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal. 106.
[3] Asnawir dan Basyiruddin
Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal. 105.
[4] Zaenal Mustakim, Strategi
dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta : Gama Media Yogyakarta, 2009), hal.
124.
[5] Roestiyah N.
K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2001), hal.
83.
[6] Asnawir dan
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002),
hal. 106.
[7] Asnawir dan Basyiruddin
Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal. 107 –
109.
[8] Zaenal
Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta : Gama Media
Yogyakarta, 2009), hal. 124 – 125.
[9] http://variedzzz.wordpress.com/2011/05/10/lingkungan-sebagai-media-pembelajaran/
(diakses tanggal 20/11/2012).
[10] Nana Sudjana, Media
Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2010), hal. 208.
[11] Ibid., Nana Sudjana,
hal. 215.
[12] Nana Sudjana, Media
Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2010), hal. 208 – 209.
[13] http://variedzzz.wordpress.com/2011/05/10/lingkungan-sebagai-media-pembelajaran/
(diakses tanggal 20/11/2012).
waw... bagus......
ReplyDeletekunjung balik ya....
follow me...... gino akompcy
gino99.blogspot.com
uke. thanks. follow my blog juga yaa... :)
ReplyDelete